Minggu, 17 Mei 2009

Peluang usaha, Kembangkan Counter HP anda


Selain Jualan, Lengkapi Dengan Pelatihan

Selain menjual produk telepon selular dan perangkat pendukungnya, melayani pendidikan dan pelatihan perbaikan telepon selular, bisa mendatangkan keuntungan lebih buat Anda.
Menjamurnya penggunaan alat komunikasi handphone, (HP) ternyata telah memberi peluang bisnis bagi mereka yang bisa memanfaatkan. Pihak yang merasa diuntungkan dari bisnis telekomunikasi ini, bukan hanya para vendor handset atau operator seluler belaka. Dari sini lahir begitu banyak peluang bisnis yang bisa diraih oleh siapa saja.

Salah satu multiplayer efecknya adalah munculnya pebisnis-pebisnis baru yang bergerak dalam jasa penjualan handphone berikut assesoris pendukungnya, pedagang simcard dan pulsa isi ulang. Bahkan ringtone untuk nada panggil, telah men jadi bisnis yang menjanjikan.

Nah yang tak kalah menarik adalah bisnis jasa pelatihan untuk calon teknisi handphone. Kini telah muncul beberapa lembaga pelatihan yang secara khusus mendidik mereka yang ingin menjalani profesi sebagai teknisi handphone. Di Jogjakarta, ada beberapa lembaga yang secara khusus bergerak di bidang ini sejak tahun 2000 lalu. Demikian juga di Jakarta. Salah satu lembaga yang serius menangani pelatihan teknisi HP adalah Macell Education Centre (MEC).

Husain Dilla, salah satu pengelola pelatihan teknisi yang bermarkas di Jogja tersebut mengungkapkan bahwa saat ini kebutuhan akan teknisi handphone begitu tinggi. Ini berkaitan dengan merebaknya jasa service baik yang dikelola outlet handphone maupun yang yang mandiri. Jasa service ini tumbuh tentu karena tingkat kebutuhan masyarakat yang begitu tinggi. Untuk urusan kerusakan atau gangguan pada pesawat handphone kini tidak lagi ditangani sendiri oleh para vendor handphone lewat jasa pelayanan purna jualnya. “Mereka akan kewalahan karena tingkat penggunaan handphone sudah menyebar kemana-mana,” kata Husain Dill.

Menurut Husain, pada awalnya Ma Cell hanya mengadakan pelatihan khusus untuk menyediakan kebutuhan sendiri. Selama ini, MEC memang menjadi salah satu pengelola outlet penjualan berbagai merek handphone yang cukup terkenal di Jogja. Perusahaan yang dikelola Nursyam ini memiliki beberapa outlet yang tersebar di Jogja dan Purworejo. “Dulu kami kesulitan mencari tenaga teknisi, karena itulah kami harus mendidik sendiri,” tutur alumni Sekolah Tinggi Bank Syariah di Jogja ini.

Di luar dugaan minat untuk mengikuti pelatihan teknisi HP di MEC ternyata cukup tinggi. Karena itulah, sejak tahun 2002, pengelola counter HP ini menjadikan pelatihan sebagai unit bisnis sendiri. Sampai sekarang sedikitnya sudah ada 600 alumni yang dimiliki MEC. Mereka tidak hanya bekerja sebagai teknisi di berbagai outlet HP di DIY tapi sudah tersebar di seluruh Nusantara. Bahkan ada yang bekerja menjadi teknisi di beberapa perusahaan handphone terkenal.

Meski biaya yang dikenakan relatif tidak murah, ternyata minat untuk mengikuti pelatihan di MECl cukup tinggi. Ini terlihat dari jumlah kelas yang tidak pernah kurang dari kuota yang ditetapkan. Rata-rata setiap angkatan, hanya sekitar 13 murid yang diterima. “Dari jumlah itu selalu terpenuhi setiap angkatannya,” ungkap Husain yang mengaku kelahiran Sulsel tersebut.

Setiap dua minggu MEC membuka kelas untuk angkatan baru. Ada tiga kelas yang disediakan bagi calon peminat. Pembagian kelas tersebut berdasarkan lama waktu belajar sehingga menentukan biaya yang harus dikeluarkan. Pertama Excekutive Class dengan tarif Rp 3 juta, kedua Student Clas Plus dengan biaya Rp 2.1 juta, dan ketiga Student Class yang tarifnya Rp 1,7 juta. Yang membedakan kelas tersebut ternyata hanya lama prakteknya saja. Mereka rata-rata diberi materi teori selama dua minggu. sementara untuk kelas pertama prakteknya selama empat minggu, dan kelas kedua hanya dua minggu. sedangkan kelas ketiga praktek hanya selama 1minggu.

Materi pelajaran antara lain, modul dasar elektronika dan sistem kerja HP, modul reparasi hard ware, modul reparasi software, modul program aplikasi untuk berbagai merek HP. Mereka juga diperkenalkan dengan kewirausahaan, business plan, manajemen ritel dan sistem administrasi seluler dan service. “Kami berharap setelah lulus mereka benar-benar bisa siap kerja atau mandiri,” tandas Husain.

Selain teori tentang teknologi selular mereka juga akan praktek reparasi di counter-counter milik Ma Cell yang masih satu manajemen dengan MEC. Mereka dibimbing oleh teknisi senior yang dimiliki perusahaan ini. Para staf pengajar umumnya memang berasal dari Ma Cell sendiri. Tapi ada juga dari produsen salah satu perusahaan handphone, seperti Nokia. Selama praktek mereka akan dikenalkan dengan berbagai kasus kerusakan dan teknik reparasinya. Bahkan seri handphone terbaru juga wajib mereka kenali. Selain itu mereka juga akan mendapat bekal seperangkat toolset untuk reparasi.

Bagi MEC, mengelola pelatihan teknisi tentu menjadi lahan bisnis yang sangat basah. Menurut rencana, mereka akan membuka cabang di beberapa kota di Indonesia. Ini tentu dalam rangka memenuhi kebutuhan akan teknisi HP yang kian hari kian bertambah meningkat. “Kami memang berencana untuk mengembangkan sayap yang lebih lebar, tidak hanya konsentrasi di Jogja saja, kami sudah punya bekal nama karena sudah banyak yang mengenal kami,” ungkap Husain Dilla.

Untuk mengikuti pelatihan ternyata tidak diperlukan syarat yang rumit, bahkan ijazah tidak menjadi pertimbangan. Konon yang penting, calon siswa harus memiliki minat dalam bidang elektronika, syukur-syukur sudah punya basic di bidang elektronika dan komputer. “Kalau yang sudah punya basic pengetahuan elektro dan komputer,mereka akan dengan mudah memahami teknologi HP” Husain Dilla menambahkan.

Di Jakarta sendiri juga memiliki lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Teknologi Terapan Indonesia ( LPTTI) yang menjalankan bisnis serupa. Menurut salah seorang pengelola LPTTI, Sundang Dananjaya, lembaganya telah menunjukkan kemajuan berarti. Hingga akhir 12995, mereka telah mendidik 15 angkatan. Untuk menyalurkan keterampilan peserta didik, LPTTI mengintegrasikan kurikulumnya dengan manajemen dan kiat membuka usaha ritel selular.

Persertanya selain dari wilayah Jabotabek, juga berasal dari Aceh, Padang, Bengkulu dan beberapa daerah lainnya. “Para alumi pendidikan langsung menjadi agen J-COM—sebuah jaringan pemasaran telekomunikasi selular”kata Sundang. Dengan masuk ke dalam jaringan ini tentu saja beberapa kemudahan mereka bisa dapatkan, seperti kemudahan memperoleh pasokan, kartu, spareparts hingga bantuan teknis lainnya. “Tidak hanya itu, bagi konter yang sudah berkembang menjadi kios atau shop, mereka dapat melayani download aplikasi software seperti ring tone, gambar, game dan juga melayani cetak foto ke kertas foto atau CD dari camera digital, HP camera, USB, flash disk, memory stick dan lainnya ditansfer melalui infra red, bluetooth, CD-ROM dan floopy disk,” tambah Sundang. Sundang meyakinkan pay back period untuk usaha ritel telepon bergerak ini bisa dicapai dalam waktu lima bulan saja.

Selain itu menurut Sundang, nilai tambah yang bisa diraih dari konter seluler yang memiliki tenaga teknisi servis seluler adalah mendapat income tambahan dari service ponsel serta jual-beli ponsel second, yang prosentasenya lebih tinggi. LPTTI mulai memberikan latihan service hand phone sejak 2004. Peserta didik akan diberi pelatihan yang memadai oleh profesional yang berpengalaman dalam bidangnya, terutama mereka yang telah bekerja di perusahaan telekomunikasi multinasional. Selain itu LPTTI memiliki tenaga pengajar berlatar belakang Elektro dan Information Technology serta didukung, peralatan teknologi lengkap untuk praktek hardware dan software

(disadur dari forum KG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.rumahcetak.com -- cetak, design, template